Cinta
adalah sebuah kata yang gampang untuk di ucapkan setiap mereka yang sedang
kasmaran. Banyak yang menterjemahkan kata CINTA dengan versi mereka
masing-masing tergantung dari sisi mana mereka menterjemahkan kata CINTA. Bagi
mereka yang benar-benar mengagungkan dan menghargai CINTA , CINTA adalah
sesuatu yang sakral yang harus diakhiri dengan suatu peneguhan antara dua
sejoli dengan restu Illahi, CINTA yang mampu menerima kelebihan dan kekurangan
pasangan, CINTA yang mampu memberikan pengorbanan demi CINTA yang lain bahagia.
Bagi yang mengumbar CINTA, CINTA hanya sebatas pemuas secara lahiriah tanpa
mempertimbangkan kesucian CINTA yang harus tetap terjaga kesuciannya tanpa di
nodai dengan nikmatnya harta, cinta semalam atau pemuas sesaat.
CINTA yang diakhiri dengan peneguhan Illahi itulah cinta
yang diharapakan Sila dan kekasihnya Andi, Andi dengan usia yang tidak akan
lama karena sakit yang dialaminya. Ketegaraan Andi dalam menghadapi vonis
penyakit yang dialami , Andi menemukan sosok wanita yang menjadi tambatan
hatinya. Hari demi hari cinta Andi semakin subur seakan tersiram air segar dari
surga dengan pupuk cinta
juga perhatian yang diberikan Sila
kepada Andi kekasihnya Setiap hari mereka lalui hari-hari suka dan duka,
pertengkaran dan kemesraan, canda dan keusilan Sila dalam bermanja dalam
pelukan Andi telah mereka nikmati bersama.
Seperti biasa siang itu Andi menjemput Sila di tempat
kerjanya untuk makan siang bersama. Sila terlihat bahagia karena rasa kangenya
pasti terobati karena kehadiran Andi yang beberapa minggu harus berjauhan. Sila
tak ingin membuang waktu untuk berlama lama dan bermanja manja dengan sang
kekasih. Pertemuan itu mereka saling tersenyum dengan harapan mereka akan
selalu bersama. Andi mencium kening Sila tanda cinta dan sayangnya, begitu juga
Sila menyambutnya dengan senyum manja dan menggelayutkan tangannya di pinggang
Andi. Tanpa membuang waktu mereka meluncur dengan sepeda Andi untuk menikmati
makan siang bersama. Sesampai di sebuah warung sederhana Sila mulai memesan
makanan dan minuman kesukaan Andi, ikan asin, tempe goreng juga sambal trasi .
“ dengan minuman es jeruk juga kesukaan Andi. “…Heeeemmmm nikmat …”kata Andi
sambil membelai rambut Sila karena Andi merasa bahwa Sila begitu
memperhatikannya, Sila pun tersenyum manja hingga ia merebahkan kepalanya di
bahu Andi. …”massss ayo cepat dimakan ntar keburu dingin….” Kata Sila. Mereka
nikmati makan siang dengan penuh gairah dan kemesraan juga kebahagiaan.
Petang itu Andi dan Sila melepas kerinduan dengan menikmati
suasana pantai yang indah dengan hamparan laut yang luas seakan tanpa batas.
…………..Dalam temaram malam.. di temani sejuta
bintang di langit… dibawah lampu jalan yang terkesan redup… ditemani kekasih
hati terasa nyaman dalam dekapan… malam itu hanya milik mereka berdua.. mereka telusuri jalan
setapak menuju pantai…
desir ombak mengiringi
kebersamaa mereka… seakan mereka tak ingin berakhir… namun waktu tidak bisa
ditawar… hingga kebersamaan itu harus berakhir……
Kebersamaan
yang penuh kemesraan dengan menikmati indahnya pantai mereka ungkapkan dengan
saling berpelukkan sesekali Andi mencium rambut juga kening Sila dengan rasa
cintanya. Kata Andi “ ….cari
tempat duduk yuk sambil nikmati camilan yang tadi kita beli….” Sila pun turut kata Andi tuk mencari
tempat duduk yang nyaman untuk mereka berdua. Sambil menikmati camilan mereka
saling usil dan bergurau, Sila sesekali merebahkan kepalanya di bahu Andi
seakan akan Sila tak mau melewatkan kemesraan dan kebersamaan mereka. Tanpa
saling mereka sadari sentuhan sentuhan itu membawa mereka tuk saling memberi
dan diberi. Andi kembali mencium kening Sila demikian juga Sila menyambut
dengan sentuhan bibir mungilnya menyentuh bibir Andi dan Andi memeluk pinggang Sila, mereka
saling menikmati ungkapan cinta yang tulus. Itulah ciuman pertama sang kekasih
yang di rasakan Sila. Tanpa mengurangi ketuslusan cinta mereka tersadar bahwa
cinta tidak di warnai dengan nafsu, karena tersadar mereka melepaskan pelukkan
masing masing dan Sila terseyum malu dengan tatapan Andi yang penuh cinta.
…………..”Ciuman pertamamu
masih kusimpan dan
kukenang sentuhan bibirmu
malumalu kusambut
dengan getaran jiwaku
anggun melewati rimba
waktu
mengisi rongga dada
dengan hangatnya sentuhanmu
melebihi hangatnya
mentari pagi pada birahi
ciumanmu masih
menghias dan terasa dalam benakku
biarkan ciuman
pertamamu tetap di sana,
ku takkan
menghapusnya hingga matiku tiba
sebab di sanalah
kuarungi samudera kenangan bersamamu
di pantaimu aku
terdampar dalam sebuah cintamu
setia menemaniku
meski sbagai penyamaran sang waktu……..”
Siang itu HP Sila berbunyi, Sila berharap itu Andi yang
menghubunginya karena siang itu mereka akan menghadiri pesta pernikahan teman
Sila, “… Hallo ..” terdengar dari suara di seberang namun
itu bukan suara Andi, suara seorang perempuan tua. Sila pun menjawab dengan
nada kecewa “…. Nak Sila
tolong segera datang ke RS Medika Prima karena Andi jatuh sakit dan mengharap
Sila untuk datang…” Tanpa
menjawab sepatah katapun Sila bergegas menuju RS yang di maksud, dengan hati
yang tak menentu dan tergesa-gesa Sila tanpa memperdulikan penampilannya yang
acak acakkan.
Di ruang rawat Andi sudah di kerumuni smua anggota
keluarga, tanpa permisi Sila menerjang masuk dan menghampiri tempat tidur Andi.
Sila menciumi tangan dan muka Andi yang lemah tak berdaya, Andi hanya bias
menatap Sila sambil berlinang Air mata tanda cinta dan sayang yang tak akan
sampai karena Andi merasa bahwa waktunya tinggal sesaat demikian pula Sila
seakan terkunci mulutnya yang mungil hanya airmata yang memenuhi kelopak
matanya. Tanpa pesan dengan hembusan nafas yang tersengal sengal Andi menutup
mata untuk selamanya. Spontan Sila menjerit memeluk tubuh Andi yang mulai
dingin. Pupus sudah harapan Sila untuk dapat bersanding bersama Andi kekasih
hatinya. Harapan harapan untuk hidup bahagia bersama Andi hanya sebuah kenangan
yang tak akan Sila lupakan.