Sabtu, 25 Juni 2011

P e r t e m u a n

Pertemuan.....
Dia datang tanpa kudasari..
Dia hadir tanpa di undang..
Dia ada tanpa ku pinta..
Hanya DIA yang tau untuk apa smua ini...

Pertemuan...
Awal dari sebuah cerita antara kau da aku...
Awal yang yang tak terlupakan saat aku berjabat tangan..
Kuterpesona akan kesederhanaan dan kelembutamu.
Dua tatap mata yang beradu..
Seakan mengiyakan bahwa kau dan aku salng men-Cinta

Pertemuan....
Awal dari sebuah perpisahaan.
Cinta tak ingin kau pegi...
Dengan segala pengorbanan yang kau beri..
Tapi...........
Smuanya harus berlalu dengan sebuah keterpaksaan....

CINTA KASIH TAK SAMPAI


Cinta adalah sebuah kata yang gampang untuk di ucapkan setiap mereka yang sedang kasmaran. Banyak yang menterjemahkan kata CINTA dengan versi mereka masing-masing tergantung dari sisi mana mereka menterjemahkan kata CINTA. Bagi mereka yang benar-benar mengagungkan dan menghargai CINTA , CINTA adalah sesuatu yang sakral yang harus diakhiri dengan suatu peneguhan antara dua sejoli dengan restu Illahi, CINTA yang mampu menerima kelebihan dan kekurangan pasangan, CINTA yang mampu memberikan pengorbanan demi CINTA yang lain bahagia. Bagi yang mengumbar CINTA, CINTA hanya sebatas pemuas secara lahiriah tanpa mempertimbangkan kesucian CINTA yang harus tetap terjaga kesuciannya tanpa di nodai dengan nikmatnya harta, cinta semalam atau pemuas sesaat.
CINTA yang diakhiri dengan peneguhan Illahi itulah cinta yang diharapakan Sila dan kekasihnya Andi, Andi dengan usia yang tidak akan lama karena sakit yang dialaminya. Ketegaraan Andi dalam menghadapi vonis penyakit yang dialami , Andi menemukan sosok wanita yang menjadi tambatan hatinya. Hari demi hari cinta Andi semakin subur seakan tersiram air segar dari surga  dengan pupuk cinta juga perhatian yang diberikan  Sila kepada Andi kekasihnya Setiap hari mereka lalui hari-hari suka dan duka, pertengkaran dan kemesraan, canda dan keusilan Sila dalam bermanja dalam pelukan Andi telah mereka nikmati bersama.
Seperti biasa siang itu Andi menjemput Sila di tempat kerjanya untuk makan siang bersama. Sila terlihat bahagia karena rasa kangenya pasti terobati karena kehadiran Andi yang beberapa minggu harus berjauhan. Sila tak ingin membuang waktu untuk berlama lama dan bermanja manja dengan sang kekasih. Pertemuan itu mereka saling tersenyum dengan harapan mereka akan selalu bersama. Andi mencium kening Sila tanda cinta dan sayangnya, begitu juga Sila menyambutnya dengan senyum manja dan menggelayutkan tangannya di pinggang Andi. Tanpa membuang waktu mereka meluncur dengan sepeda Andi untuk menikmati makan siang bersama. Sesampai di sebuah warung sederhana Sila mulai memesan makanan dan minuman kesukaan Andi, ikan asin, tempe goreng juga sambal trasi . “ dengan minuman es jeruk juga kesukaan Andi. “…Heeeemmmm nikmat …”kata Andi sambil membelai rambut Sila karena Andi merasa bahwa Sila begitu memperhatikannya, Sila pun tersenyum manja hingga ia merebahkan kepalanya di bahu Andi. …”massss ayo cepat dimakan ntar keburu dingin….” Kata Sila. Mereka nikmati makan siang dengan penuh gairah dan kemesraan juga kebahagiaan.
Petang itu Andi dan Sila melepas kerinduan dengan menikmati suasana pantai yang indah dengan hamparan laut yang luas seakan tanpa batas.
…………..Dalam temaram malam.. di temani sejuta bintang di langit… dibawah lampu jalan yang terkesan redup… ditemani kekasih hati terasa nyaman dalam dekapan… malam itu hanya milik  mereka berdua.. mereka telusuri jalan setapak  menuju pantai… desir ombak  mengiringi kebersamaa mereka… seakan mereka tak ingin berakhir… namun waktu tidak bisa ditawar… hingga kebersamaan itu harus berakhir……

Kebersamaan yang penuh kemesraan dengan menikmati indahnya pantai mereka ungkapkan dengan saling berpelukkan sesekali Andi mencium rambut juga kening Sila dengan rasa cintanya. Kata Andi “ ….cari tempat duduk yuk sambil nikmati camilan yang tadi kita beli….”  Sila pun turut kata Andi tuk mencari tempat duduk yang nyaman untuk mereka berdua. Sambil menikmati camilan mereka saling usil dan bergurau, Sila sesekali merebahkan kepalanya di bahu Andi seakan akan Sila tak mau melewatkan kemesraan dan kebersamaan mereka. Tanpa saling mereka sadari sentuhan sentuhan itu membawa mereka tuk saling memberi dan diberi. Andi kembali mencium kening Sila demikian juga Sila menyambut dengan sentuhan bibir mungilnya menyentuh bibir Andi  dan Andi  memeluk pinggang Sila, mereka saling menikmati ungkapan cinta yang tulus. Itulah ciuman pertama sang kekasih yang di rasakan Sila. Tanpa mengurangi ketuslusan cinta mereka tersadar bahwa cinta tidak di warnai dengan nafsu, karena tersadar mereka melepaskan pelukkan masing masing dan Sila terseyum malu dengan tatapan Andi yang penuh cinta.

…………..”Ciuman pertamamu
masih kusimpan dan kukenang sentuhan bibirmu
malumalu kusambut dengan getaran jiwaku
anggun melewati rimba waktu
mengisi rongga dada dengan hangatnya sentuhanmu
melebihi hangatnya mentari pagi pada birahi

ciumanmu masih menghias dan terasa dalam benakku
biarkan ciuman pertamamu tetap di sana,
ku takkan menghapusnya hingga matiku tiba
sebab di sanalah kuarungi samudera kenangan bersamamu
di pantaimu aku terdampar dalam sebuah cintamu
setia menemaniku meski sbagai penyamaran sang waktu……..”

Siang itu HP Sila berbunyi, Sila berharap itu Andi yang menghubunginya karena siang itu mereka akan menghadiri pesta pernikahan teman Sila, “… Hallo ..” terdengar dari suara di seberang namun itu bukan suara Andi, suara seorang perempuan tua. Sila pun menjawab dengan nada kecewa “…. Nak Sila tolong segera datang ke RS Medika Prima karena Andi jatuh sakit dan mengharap Sila untuk datang…” Tanpa menjawab sepatah katapun Sila bergegas menuju RS yang di maksud, dengan hati yang tak menentu dan tergesa-gesa Sila tanpa memperdulikan penampilannya yang acak acakkan.
Di ruang rawat Andi sudah di kerumuni smua anggota keluarga, tanpa permisi Sila menerjang masuk dan menghampiri tempat tidur Andi. Sila menciumi tangan dan muka Andi yang lemah tak berdaya, Andi hanya bias menatap Sila sambil berlinang Air mata tanda cinta dan sayang yang tak akan sampai karena Andi merasa bahwa waktunya tinggal sesaat demikian pula Sila seakan terkunci mulutnya yang mungil hanya airmata yang memenuhi kelopak matanya. Tanpa pesan dengan hembusan nafas yang tersengal sengal Andi menutup mata untuk selamanya. Spontan Sila menjerit memeluk tubuh Andi yang mulai dingin. Pupus sudah harapan Sila untuk dapat bersanding bersama Andi kekasih hatinya. Harapan harapan untuk hidup bahagia bersama Andi hanya sebuah kenangan yang tak akan Sila lupakan.

Hanya Sesaat...


Akoe mulai menikmati cinta yg kau berikan.....
Seakan-akan aku tak mau dan tak ingin jauh darimu....
Tapi mengapa Sang Waktu selalu mengejarku....

Seakan-akan tak mau bersahabat dengan-ku
Hungga aku harus melepaskan-mu.., 
Meski Aku msh menginginkan..

Kehangatan Cintamu dan belaian-mu
Jangan Kau salah duga...

Kasih.............     
                  
Bukan Aku yg mengakhiri tiap pertemuan Kita...
Namun waktu tak bersahabat...
Aku hanya ingin s'lalu bersama-mu...
Dan berharap Sang waktu berhenti tak berputar.....
Hingga Aku bisa tetap bersama-mu...
Selama yang kumau.....

Andai Aku Bisa Memilikimu

Sebening embun pagi...
kala mataku menatap wajahnya...
yang terlihat samar d kejahuan...
seakan tak terjangkau olehku...

dengan kepastian ku menyisir langkah kecil...
jalan panjang yg kita lwati bersama...
seraya gundah dan letih tak terasa...
bila kasihku peluk erata tubuh ini...

tanpa ada keraguan tuk mengungkapkan rasa itu...
takkan terbantahkan kala itu ...
terasa nyaman tuk berdekatan dg mu ...
kasihku... andai aku bisa memiliki mu ......

Jumat, 17 Juni 2011

AIR MATA


Aku mengenal air mataku.........
Aku biarkan apa adanya mengalir lembut di pipiku…
Sesuai  suasana hatiku…
Karena airmataku setia menemaniku..
Dalam suka dan duka ku…
Dalam cinta dan sayang ku…
Dalam hidup dan  kematianku…

Aku takkan mampu menjalani hidup tanpa air mataku…
Bening dan terasa sejuk itulah air mataku …
Memberikan gairah dalam setiap tatapan matamu…
Air mataku dapat membuatmu makin menyayangiku…
Bukan berarti arti air mataku sebagai senjata pamungkasku…
Namun hanya air mataku …
Yang dapat kupersembahkan untukmu…

Air mataku jangan sampai kau kering …
Biarkan kurelkan kau mengalir bening…
Dalam doaku untuk mu tersayang…

Kamis, 16 Juni 2011

PINTU MA'AF

 Bukalah pintu ma’af untuk ku …

Bagai setetes embun  mengusir  kebekuan malam..
Pertanda akhir sebuah perjalanan menjelang pagi dg cahayamu
Biarkan cahaya pagimu membias dalam pancaran keceriaanmu

Bukalah pintu ma’af untuk ku…

Bagai mentari menatap penuh kepastian…
Dengan hangat memanjakan sluruh makhluk…
Terkadang  rasa panas membakar kulit tubuhku….

Namun………

Adanya  awan hitam  memayungi  bayangan tubuh ku..
Seperti  gerimis hujan penghalau mendung di langit biru..
Bersamaan sang pelangi menghiasi awan biru..
Dengan penuh warna-warnanya ME JI KU HI BI NI U….

Bukalah pintu ma’af untuk ku…

Bagai Senja itu langit berwarna kekuningan…
Seolah selendang jingga sbg penghias langit biru…
Senja itu Pertanda akhir sebuah kebisingan …
Malam kelamku kan tiba agar tiada mimpi buruk malamku…
Hanya mimpi indah untukku sebagai tanda kasihmu untukku…